CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Rabu, 10 September 2008

Akibat Penyalahgunaan Narkoba

Tewasnya biduanita Alda Risma Elfariani, yang pernah ngetop dengan hit Aku Tak Biasa, Selasa malam lalu makin membuka mata kita betapa narkoba masih menjadi ancaman serius di sekitar kita. Apalagi kalau dugaan Dr. Abdul Mun’im Idris, ahli forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, benar: Alda tewas tidak hanya akibat kelebihan takaran (overdosis) saat mengkonsumsi narkoba, tapi ada kemungkinan dia dibunuh.Jejak kematian penyanyi berusia 24 tahun itu memang mencurigakan. Ketika jenazahnya diotopsi, ditemukan 25 bekas suntikan yang bikin lebam-lebam lengannya. Di dalam darahnya terkandung amfetamin dan metamfetamin. Selain itu, terdapat titik-titik bekas suntikan yang tidak mungkin dilakukan Alda, atau diistilahkan hot shot, yaitu memasukkan zat ke tubuh dengan banyak suntikan. Suntikan mematikan ini tentu bukan dilakukan oleh orang yang “tak biasa”, melainkan oleh yang “sudah terbiasa” menghadapi pecandu.Pola kematian seperti ini biasa ditemukan pada korban overdosis. Pernyataan Mun’im berikutnya makin gawat: pelakunya merupakan kelompok lama yang sudah memiliki jaringan kuat dan piawai melakukan hot shot. Sudah menjadi tradisi mereka, jika ada seseorang yang ingin berhenti, biasanya dia dipaksa untuk mengkonsumsi narkoba sebanyak-banyaknya. Tentu saja dugaan ini masih perlu diperkuat hasil pemeriksaan darah dan urine Alda.Masalahnya, pengguna narkoba dengan jarum suntik (IDU–injecting drug user) merupakan salah satu faktor penyebab ledakan epidemi HIV/AIDS. Mereka sulit dideteksi. Jika diasumsikan ada sekitar 1,365 juta orang pecandu narkoba, diperkirakan 60 persennya IDU–sebagaimana Alda. Dari jumlah itu, andai saja 70 persennya menggunakan jarum suntik bergantian, bisa dibayangkan berapa banyak pecandu yang mengidap HIV/AIDS. Mereka perlu pendamping untuk memberikan penyuluhan tentang dampak buruk narkoba. Bukankah mereka korban yang mesti diselamatkan?Selebihnya, genderang perang terhadap narkoba harus terus ditabuh. Kampanye dan gerakan anti-obat-obatan haram dan jarum neraka itu tak boleh dilakukan dengan semangat hangat-hangat tahi ayam. Apalagi sudah menjadi rahasia umum betapa peredaran narkoba ini makin mengkhawatirkan. Di seluruh Tanah Air, menurut data yang diungkap Sekretaris Pelaksana Badan Narkotika Nasional Pranowo Dahlan, hingga Oktober tahun ini, kasus narkoba mencapai 8.406.Yang bikin kaget, urutan pertama pengguna narkoba bukanlah kalangan artis dan selebritas, melainkan justru pelajar. Pelajar yang ngedrug mencapai lebih dari 15 ribu siswa. Target yang jadi sasaran empuk narkoba ternyata tak mengenal batas wilayah, jenis kelamin, status sosial, usia, pangkat, dan jabatan. Data statistik kematiannya juga gawat: setiap hari ada 40 orang meninggal akibat dampak narkoba. Artinya, selain kematian Alda, pada Selasa lalu itu, ada puluhan angka kematian akibat narkoba.

0 komentar: